PRO WIN by SOFTWARE
Rabu, 26 Januari 2022
Rabu, 05 Januari 2022
SUCHNESS PHILOSOPHY ... PARADIGMA KESEDEMIKIANAN (DRAFT)
KONSEP
Well, The Greatest evil is Ignorance Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuanWalau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh.Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI ....
Transkrip Sanatana Dhamma (Kaidah Kebenaran Abadi)We have something called as Sanathana Dharma. Sanathan means eternal, timeless. Dharma does not mean religion; Dharma means law. So they were talking about eternal laws which govern life and how we can be in tune with it. Right now, whether you’ve been to school or not, whether you’re a great scientist or not, still right now you’re complying by all the physical laws on this planet. Yes or no? Otherwise you couldn’t sit here and exist. So similarly there are other kinds of laws which are not physical in nature which govern the life process within you. So they identified these things and they said, ‘These are the laws which govern one’s life.’ But over a period of time, every enthusiastic person that came from generation to generation went on adding their own stuff according to the necessity of the day or according to the necessity of the vested interest of the day, in so many ways it’s happened, all kinds and people added many things. But essentially your sanathan dharma is just this. Sanathan Dharma identifies a human being cannot rest, do what you want, you… he cannot rest because he longs to be something more than what he is right now. You cannot stop it. You teach him any kind of philosophy, you cannot stop it. Whoever he is, he wants to be little more than who he is right now. If that little more happens, he will seek little more and little more.Kami memiliki sesuatu yang disebut Sanathana Dharma. Sanathan berarti kekal, abadi. Dharma tidak berarti agama; Dharma artinya hukum. Jadi mereka berbicara tentang hukum kekal yang mengatur kehidupan dan bagaimana kita bisa selaras dengannya. Saat ini, apakah Anda pernah bersekolah atau tidak, apakah Anda seorang ilmuwan hebat atau bukan, saat ini Anda masih mematuhi semua hukum fisika di planet ini. Ya atau tidak? Jika tidak, Anda tidak bisa duduk di sini dan hidup. Begitu pula ada jenis hukum lain yang tidak bersifat fisik yang mengatur proses kehidupan di dalam diri Anda. Jadi mereka mengidentifikasi hal-hal ini dan mereka berkata, 'Ini adalah hukum yang mengatur kehidupan seseorang.' Tetapi dalam kurun waktu tertentu, setiap orang yang antusias yang datang dari generasi ke generasi terus menambahkan barang-barang mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan hari atau sesuai dengan kebutuhan kepentingan hari ini, dalam banyak hal hal itu terjadi, segala macam dan orang menambahkan banyak hal. Tetapi pada dasarnya sanathana dharma Anda hanya ini. Sanathana Dharma mengidentifikasi bahwa manusia tidak dapat beristirahat, lakukan apa yang Anda inginkan, Anda ... dia tidak dapat beristirahat karena dia ingin menjadi sesuatu yang lebih dari dirinya sekarang. Anda tidak bisa menghentikannya. Anda mengajarinya filosofi apa pun, Anda tidak dapat menghentikannya. Siapapun dia, dia ingin menjadi lebih dari siapa dia sekarang. Jika itu sedikit lagi terjadi, dia akan mencari semakin lama semakin lebih .So if you look at it, every human being unconsciously is longing to expand in a limitless way. So every human being unconsciously is looking for a boundless nature or a limitless possibility or in other words, every human being knowingly or unknowingly has an allergy for boundaries. When you threaten his existence, his instinct of self-preservation will bow… will build walls of you know, protection for himself. The same walls of protection, when there is no external threat, immediately he experiences it as walls of self-imprisonment. So they recognized this and said every human being is longing… limitless. So first thing that you must do, the moment a child becomes reasonably conscious, - the first thing that you must put into a child’s mind is, your life is about mukti, about liberation. Everything else is secondary because the only thing that you’re truly longing for is to expand in a limitless way. There is something within you which can’t stand boundaries. Jadi jika dilihat, setiap manusia secara tidak sadar ingin berkembang dalam suatu cara yang tidak terbatas. Jadi setiap manusia secara tidak sadar mencari sifat alami yang tidak terbatas atau kemungkinan yang tidak terbatas atau dengan kata lain, setiap manusia secara sadar atau tidak sadar memiliki alergi terhadap pembatasan. Ketika Anda mengancam keberadaannya, instingnya untuk mempertahankan diri akan tunduk ... akan membangun tembok sebagaimana anda ketahui (untuk) melindungi dirinya sendiri. Dinding perlindungan yang sama, ketika tidak ada ancaman eksternal, dia segera mengalaminya/mensikapinya sebagai tembok pemenjaraan diri. Jadi mereka mengenali ini dan berkata bahwa setiap manusia merindukan… ketidak-terbatasan. Jadi, hal pertama yang harus Anda lakukan, pada saat seorang anak secara nalar menjadi sadar - hal pertama yang harus Anda masukkan ke dalam pikiran seorang anak tersebut adalah, Kehidupan Anda adalah tentang mukti, tentang pembebasan. Segala sesuatu yang lain bersifat sekunder karena satu-satunya hal yang Anda benar-benar rindukan adalah berkembang dengan cara yang tiada batas. Ada sesuatu di dalam diri Anda yang tidak tahan akan keterbatasan.So for this what are things you should do to head in that direction; they set up simple rules. If you do this, this and this, you will naturally move in this direction. You can’t call this a religion, okay? Because this is a place where you’ve been given the freedom - you can make up your own god (?!). Jadi untuk ini hal-hal apa yang harus Anda lakukan adalah untuk menuju ke arah itu; mereka membuat aturan sederhana. Jika Anda melakukan ini, ini dan ini, Anda secara alami akan bergerak ke arah ini. Anda tidak bisa menyebut ini agama, oke? Karena ini adalah tempat di mana Anda telah diberi kebebasan - Anda bisa menjadi tuhan Anda sendiri. (?!). The disaster in this planet is not an earthquake, not volcano, not a tsunami.The true disaster is human ignorance. This is the only disaster. Ignorance is the only disaster.Enlightenment is the only solution, there is really no other solution, please see -You need a subjective perception of life.so spiritual process if it has become alive … this is not about renunciation. This is just about living sensibily.Bencana di planet ini bukanlah gempa bumi, bukan (letusan) gunung berapi, bukan tsunami.Bencana sebenarnya adalah ketidaktahuan manusia. Ini satu-satunya bencana. Ketidaktahuan adalah satu-satunya bencana. Pencerahan adalah satu-satunya solusi, benar-benar tidak ada solusi lain, silakan lihat -Anda membutuhkan persepsi subjektif tentang kehidupan.Jadi proses spiritual jika telah menjadi hidup… ini bukan (hanya?) tentang pelepasan keduniawian. Ini (tepatnya?) hanya tentang hidup dengan bijaksana
KEMBALI MEMBUMI Kewajaran Membumi dalam kesadaran Saddhamma :kutipan : dari : http://teguhqi.blogspot.com/2020/04/quo-vadis.html?m=0I say that madness is the first step towards unselfishness. Be mad, Meesha. Be mad and tell us what is behind the veil of ”sanity,” The purpose of life is to bring us closer to those secrets, and madness is the only means. Be mad, and remain a mad brother to your mad brother. "Aku berkata bahwa kegilaan adalah langkah pertama menuju sikap tidak mementingkan diri sendiri.Jadilah gila, Misha. Jadi gilalah kau dan katakan padaku apa yang ada di balik selubung "kesehatan jiwa".Tujuan hidup ini ialah membawa kita lebih dekat kepada segala rahasia itu,dan kegilaan itu adalah satu-satunya jalan. Jadilah gila, dan tetaplah menjadi seorang saudara yang gila bagi saudaramu yang gilapenggalan sepucuk surat dari Pujangga Libanon Khalil Gibran kepada sahabatnya, Mikhail Naimy.Ulasan :(sadar terjaga namun wajar bersama ) (ini adalah sadarnya "kegilaan" esoteris untuk mengatasi "wajarnya" kegilaan eksoteris kita selama ini)TRUTH SEEKER Istilah truth seeker kami dapatkan dari Sant Mat Masalah truth seekerApa yang sesungguhnya kita hadapi ? Parama DharmaMengapa ini semua terjadi ? Mandala advaitaBagaimana cara untuk mengatasinya ? Formula SwadikaMakalah truth seekerTriade Ideal : Akal sehat, hati nurani & jiwa suci Tantien : rasio – hati – pusatPadaparama ? Rasional SeekerSejujurnya setiap penempuhan realitas memang haruslah bermula dari faktisitas keberadaan diri kita sesungguhnya. (Filsafat perenial& psikologi transpersonal)Reversed Inference - Empati kosmik - Impersonal reality Istilah truth seekerkesepakatan terminologis : terdapat banyak sekali istilah terminologis yang rancu eteris/ astral (metafisik vs spiritual) ketanggapan karakteristik : pandangan - keilahian DALAM KESEDEMIKIANAN (ORIENTASI)hipotesa teoritis 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara).. .... mungkin tepatnya state keberadaan. (apalagi tidak hanya laten deitas personal samsarik) . Dari secret data lama kami (maaf ... dulu memang lebai masih naif & liar .... sekarang ? makin parah & payah, hehehe ) Gnosis Publik p.7Dhyana Dharma Keberadaan :Fase 1 : Fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purwaning Dumadi ( Dhyana ® Swadika ! )Fase 2 : fase peng’ada’an. KeEsaan karena Tuhan. sangkaning Dumadi ( Dharma ® Kehendak Ilahi )Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )Dharma Dhyana Keberadaan :Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )Fase 4 : fase peniadaan. Keesaan kembali ke Tuhan. paraning Dumadi ( Taraqqi ®Mandala Keberadaan )Fase 5 : fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purnaning Dumadi ( Dhyana ® Pralaya ? )Well, ini hipotesa teoritis dari 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara). 1.Mandala Tiada Samsara, ( Fase hanya Dhyana > Dhamma ) Transenden = Transendental - Universal - Eksistensial (Esa - yang ada hanya Dia Sentra Yang Esa ) 2. Mandala Dengan Samsara, (Fase dalam Dhamma < Dhyana )Transenden = Transendental , Universal , Eksistensial (Segalanya ada karena Dia Sentra Yang Esa) Tanazul Genesis = emanasi , kreasi , ekspansi ? 2.1. Awal : Mandala Pra Samsara Transendental : keterjagaan esensi / zen ? Nibbana Universal : keterlelapan energi / nama Brahma : arupa & rupa , Eksistensial : kebermimpian etheric / rupa Kamavacara : dunia - surga & apaya 2.2.. Kini : Samsara Pra Pralaya Dunia : sd pralaya Svarga : sd pralaya (paska dunia ) - Apaya : sd pralaya ( lokantarika ?) - Brahma : sd pralaya ( abhasara etc Nibbana : sd advaita ? 2.3. Nanti : Samsara Paska Pralaya (versi Buddhism ? ) Lokantarika : residu rupa paska terkena pralaya : dunia - apaya - svarga - hingga rupa brahma Jhana 1 sd 3 (mengapa ?)Brahmanda : restan nama tidak terkena pralaya : Sudhavasa + Anenja /& Rupa Brahma : Jhana 4 untuk kemudian 3 - 2 ( abhasara ) Lokuttrara : bebas dari samsara & pralayanya : Asekha nibbana ( eksistensial ? + universal & transendental-nya) What's next ? - Siklus fase ke 2 Mandala Dalam Samsara berlanjut lagi (Kisah kasih nama rupa Brahmanda Lokantarika bersemi kembali sebagaimana biasanya ? ... kecualilokuttara & suddhavasa harusnya plus vehapala yang masih mantap & anenja yang masih terlelap juga ..... Asaññasatta ?) - atau... kembali ke fase 1 (kemanunggalan azali karena pencerahan keseluruhan/& keterjagaan Dia Sentra Yang Esa) \- atau haruskah ada fase 3 (kemusnahan total karena kekacauan keseluruhan & kebinasaan Dia Sentra Yang Esa ) 3. Mandala Tanpa Samsara (Fase tanpa Dhamma - tiada Dhyana ) tiada Eksistensial - Universal - Transendental (Segalanya tiada tanpa Dia Sentra Yang Esa ) Adakah Sentra dengan sigma & zenka lain ? Maha Sentra Utama ? dst dsb dll idea tidak lagi dibahas bisa keluar jalur ? : Spekulasi Rimba Pendapat tak perlu karena hanya memboroskan energi, perdebatan tak perlu & sama sekali bukan upayayang perlu untuk bersegera dalam penempuhan keberdayaan aktual ? Samsara pribadi (eksistensial ) saja belum diketahui awalnya dan akhirnya (kejujuran nirvanik Buddha ), apalagi samsara semesta (universal) terlebih lagi transendental (mengapa ?).Gnosis Parama Dharma, Desain Mandala Advaita dan Wisdom Formula Swadika\Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme 1. Mandala Advaita = Desain Kosmik2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika GRAND DESIGN Parama Dharma:Dalam kesedemikianan ini keterbatasan kita adalah kesempurnaan dalam ketakterhinggaanNya.Pandangan panentheistics ini beda, unik atau baru ?tidak mengeksploitasi & tanpa mengalienasi .... mengaktualisasi diri secara holistik & harmonis (pemberdayaan evolusi pribadi dalam keselarasan harmoni dimensi)Mandala AdvaitaFantasi akan keunggulan personal & sensasi dengan kebahagiaan external meracuni mandala samsara ini dalam ketidak-tahuan impersonal reality.Grand Design , Strata Mandala, Episode SamsarikIMPERSONAL GOD (ABSOLUTE INDEFINITE/INFINITUM TRANSENDEN) > PERSONAL GODS (laten deitas figure kosmik immanen yang memang mengidentifikasikan dirinya / diDeifikasi lainnya atau hanya konsep renungan filosofis demi idealisasi kesempurnaan / refleksi imaginatif bagi manuver strategis pembenaran kepentingan saja ?)Guardian Ilahiah Personal God ?\Mandala Ilahiah = empiris - eteris ; astral -kausal ; monade - kosmik ; nibbana - advaita dari Sant Mat = \Hakekat KeIlahian: Level KeIlahian ?(advaita transenden dvaita immanen: Buddha ?- Brahma – Dewata – Asura -Atta ?) Moksha mysticism sant mat Dimensi Ilahiah : Alakh Niranjan- Brahm - Par Brahm - sohang- sat purush (Anenja Brahma ?)Buddhism : Brahmajala sutta , kasus Brahma Baka , etc. Kamavacara = triloka atas (Wisnu, Brahma, Shiva – Kausal ),triloka tengah ( catumaharajika, tusita, yama), triloka bawah ( yakha- asura - petta ?) Brahmanda = anenja yang terlelap, brahma yang terjatuhLokuttara = Nibbana , advaita , ? ? ? ? parmatha Formula Swadika Etika keutamaan IDEA KEUTAMAAN TRANSENDENTAL (senantiasa swadika dalam segala mandala) > ETIKA KETENTUAN UNIVERSAL (harmoni dalam evolusi ) > FAKTA KEBEBASAN EKSISTENSIAL (keberimbangan untuk wajar berperan tanpa ambisi eksternal mengeksploitasi lainnya atau tiada obsesi internal mengalienasi diri ?)menerima keseluruhan sebagai kesedemikianan pelangi keberadaan mentari yang samamelampaui keseluruhan sebagai kesedemikianan pelangi keberadaan mentari yang sama mengasihi keseluruhan sebagai kesedemikianan pelangi keberadaan mentari yang sama Tampaknya ada keutamaan yang perlu ditempuh secara perwira (dengan tanpa perlu pengakuan eksternal/internal) bahkan melampaui kebenaran (garansi surgawi/ ahosi karma?) dan kenyataan (empirisme duniawi yang mungkin saja hanyalah cobaan/godaan semu adanya) dalam pertumbuhan kualitas spiritual diri selanjutnya sehingga gerbang perkembangan selanjutnya akan layak untuk dibukakan.
MONOLOG Tampaknya ada keutamaan yang perlu ditempuh secara perwira (dengan tanpa perlu pengakuan eksternal/internal) bahkan melampaui kebenaran (garansi surgawi/ ahosi karma?) dan kenyataan (empirisme duniawi yang mungkin saja hanyalah cobaan/godaan semu adanya) dalam pertumbuhan kualitas spiritual diri selanjutnya sehingga gerbang perkembangan selanjutnya akan layak untuk dibukakan.aaa
MONOLOG Tampaknya ada keutamaan yang perlu ditempuh secara perwira (dengan tanpa perlu pengakuan eksternal/internal) bahkan melampaui kebenaran (garansi surgawi/ ahosi karma?) dan kenyataan (empirisme duniawi yang mungkin saja hanyalah cobaan/godaan semu adanya) dalam pertumbuhan kualitas spiritual diri selanjutnya sehingga gerbang perkembangan selanjutnya akan layak untuk dibukakan.aaa
EPILOG Tampaknya ada keutamaan yang perlu ditempuh secara perwira (dengan tanpa perlu pengakuan eksternal/internal) bahkan melampaui kebenaran (garansi surgawi/ ahosi karma?) dan kenyataan (empirisme duniawi yang mungkin saja hanyalah cobaan/godaan semu adanya) dalam pertumbuhan kualitas spiritual diri selanjutnya sehingga gerbang perkembangan selanjutnya akan layak untuk dibukakan.aaa
Sabtu, 01 Januari 2022
JUST IDEA 2022


Wilayah | 1 | 2 | 3 | |
Transendental | Nibbana ‘sentra’ ? | Belum diketahui ? 7 | Tidak diketahui ? 8 | Tanpa diketahui ? 9 |
Nibbana ‘sigma’? | Belum mengakui ? 4 | Tidak mengakui ? 5 | Tanpa mengakui ? 6 | |
Nibbana ‘zenka’ ? | Arahata 1 | Pacceka 2 | Sambuddha 3 | |
Universal | Brahma Murni (Suddhavasa) | Anagami 7 (aviha Atappa) | Anagami 8 (Sudassa Sudassi) | Anagami 9(Akanittha) |
Brahma Stabil (Uppekkha ) | jhana 4 (Vehapphala) | Asaññasatta 5 (rupa > nama) | Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 ) | |
Brahma mobile (nama & rupa) | Jhana 1 (Maha Brahma) | Jhana 2 (Abhassara) | Jhana 3 (Subhakinha) | |
Eksistensial | Trimurti LokaDewa | Vishnu 7 (Tusita) | Brahma 8 (Nimmãnarati) | Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti) |
Astral Surgawi | Yakha (Cãtummahãrãjika) 4 | Saka (Tãvatimsa) 5 | Yama (Yãma)6 | |
Materi Eteris | Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 | Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2 | Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ |

1. orientasi kesadaran 2. transendensi kearhatan 3. transformasi kecakapan 4. aktualisasi kemapanan 5. harmonisasi kewajaran | 1. Menghadapi Keabadian : Swadika, Talenta, Visekha Swadika : Talenta, : Visekha: 2. Menghadapi Kehidupan : kecakapan, kemapanan, kewajaran kecakapan : kemapanan, : kewajaran : 3. Menghadapi Kematian : Racut , Bardo , Alam Racut : Bardo : Alam : |


mengingatkan, mengarahkan, menguatkan
00:02:32 --> --> 00:02:59 Life is about choices. And those choices... come with responsibilities. This is the time... for me to bear that responsibility. | 00:02:32 --> --> 00:02:59 Hidup adalah tentang pilihan. Dan pilihan itu datang dengan tanggung jawab. Inilah saatnya untukku memikul tanggung jawab itu. |
00:11:55 --> --> 00:12:27 You are not a Monster. You were born a human and lived as human You have the heart of a human. So live as one | 00:02:32 --> --> 00:02:59 Kau bukan Monster. Kau terlahir dan tinggal sebagai manusia. Kau punya hati manusia. Jadi hiduplah manusiawi sebagai manusia |
Wilayah | 1 | 2 | 3 | |
Transendental | Nibbana ‘sentra’ ? | Belum diketahui ? 7 | Tidak diketahui ? 8 | Tanpa diketahui ? 9 |
Nibbana ‘sigma’? | Belum mengakui ? 4 | Tidak mengakui ? 5 | Tanpa mengakui ? 6 | |
Nibbana ‘zenka’ ? | Arahata 1 | Pacceka 2 | Sambuddha 3 | |
Universal | Brahma Murni (Suddhavasa) | Anagami 7 (aviha Atappa) | Anagami 8 (Sudassa Sudassi) | Anagami 9(Akanittha) |
Brahma Stabil (Uppekkha ) | jhana 4 (Vehapphala) | Asaññasatta 5 (rupa > nama) | Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 ) | |
Brahma mobile (nama & rupa) | Jhana 1 (Maha Brahma) | Jhana 2 (Abhassara) | Jhana 3 (Subhakinha) | |
Eksistensial | Trimurti LokaDewa | Vishnu 7 (Tusita) | Brahma 8 (Nimmãnarati) | Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti) |
Astral Surgawi | Yakha (Cãtummahãrãjika) 4 | Saka (Tãvatimsa) 5 | Yama (Yãma)6 | |
Materi Eteris | Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan tiracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 | Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2 | Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ Deva ) 3 |
2.1. Awal : Mandala Pra Samsara
Transendental : keterjagaan esensi / zen ? Nibbana
Universal : keterlelapan energi / nama Brahma : arupa & rupa ,
Eksistensial : kebermimpian etheric / rupa Kamavacara : dunia - surga & apaya
2.2.. Kini : Samsara Pra Pralaya
Dunia : sd pralaya Svarga : sd pralaya (paska dunia ) - Apaya : sd pralaya ( lokantarika ?) - Brahma : sd pralaya ( abhasara etc
2.3. Nanti : Samsara Paska Pralaya (versi Buddhism ? )
Lokantarika : residu rupa paska terkena pralaya : dunia - apaya - svarga - hingga rupa brahma Jhana 1 sd 3 (mengapa ?)
Brahmanda : restan nama tidak terkena pralaya : Sudhavasa + Anenja /& Rupa Brahma : Jhana 4 untuk kemudian 3 - 2 ( abhasara )
Lokuttrara : bebas dari samsara & pralayanya : Asekha nibbana ( eksistensial ? + universal & transendental-nya)
What's next ?
- Siklus fase ke 2 Mandala Dalam Samsara berlanjut lagi (Kisah kasih nama rupa Brahmanda Lokantarika bersemi kembali sebagaimana biasanya ? ... kecuali lokuttara & suddhavasa harusnya plus vehapala yang masih mantap & anenja yang masih terlelap juga ..... Asaññasatta ?)
- atau haruskah ada fase 3 (kemusnahan total karena kekacauan keseluruhan & kebinasaan Dia Sentra Yang Esa )
3. Mandala Tanpa Samsara (Fase tanpa Dhamma - tiada Dhyana )
Tersenyum seperti Buddha (Smile like a Buddha ... not as a Buddha ? ) Be Realistics to Realize the Real
Tersenyumlah seperti Buddha walau itu memang masih 'fake' (semu) dan tidak 'real'(nyata).Ini bukan dimaksudkan untuk 'memotivasi' diri bagi kesombongan pencitraan diri dengan melagakkan seakan pencapaian keniscayaan telah terjadi hanya dengan cara itu.Ini dimaksudkan untuk mengarahkan diri untuk kebijaksanaan penyadaran diri dengan melayakkan peniscayaan keniscayaan yang secara murni dan alami seharusnya terjadi.Senyum kearifan Ariya yang melampaui sikap positif apalagi negatif.
Bagi Dia yang sudah terjaga itu ekspresi authentik Bagi kita yang belum terjaga itu exercise holistik
Tersenyum seperti Buddha JMB 5karena terfahami secara intelektual simsapa kebenaran spiritualKecakapan Pandangan benar akan mengarahkan fikiran benar (kesadaran notion batin)Kecakapan fikiran benar akan mengarahkan tindakan bajik (ketulusan dana sila etc)Kecakapan tindakan bajik akan mengarahkan asset mulia (kemurnian punna kusala )Dhamma indah pada awalnya dengan terlampauinya tataran eksistensial diri(harmoni dunia - terhindar apaya - terlayakkan surga = Dibba Vihara )
Tersenyum mengarah Buddha JMB 8karena tercapai secara meditatif acinteya hakekat kenyataan spiritualPaska asset mulia terus lanjutkan Adhi-Sila (alobha -adosa - amoha : tihetuka)Paska Adhi-Sila terus lanjutkan Adhi-Citta (Samma Samadhi : Jhana Brahma )Paska Adhi-Citta terus lanjutkan Adhi-Panna (Samma Vipasana: Gotrabu Nana?) Dhamma indah pada pertengahannya dengan terlampauinya tataran universal diri(harmoni batin - terlampaui moksa - terlayakkan magga = Dhamma Vihara )
Tersenyum sebagaimana Buddha JMB 10karena terbukti secara insight advaita desain labirin permainan spiritualDengan masaknya Adhi-Panna layaklah Realisasi Keterjagaan (nibbana: pemurnian magga/phala )Dalam Realisasi Keterjagaan layaklah Realisasi Kebijaksanaan (panna: sabbanutta/ patisambhida?)Dalam Realisasi Kebijaksanaan layaklah Realisasi Ketercerahan (kiriya: kusala non karmik?)Dhamma indah pada akhirnya dengan terlampauinya tataran transendental diri (harmoni - terbuka nibbana - terlampaui samsara = Ariya Vihara )
Dhamma akan melindungi siapapun yang menempuhnya dengan benar, tepat dan sehat.Teruslah memperjalankan 'diri' demi semakin terjaganya orientasi, kualifikasi & realisasiJalani saja proses penempuhannya secara murni tanpa perlu ambisi/obsesi yang menghalangi.Layakkan diri sebagaimana kaidah Niyama Dhamma meniscayakan pelayakannya secara alami.Terima, kasihi dan lampaui segala episode penempaan diri sebagaimana ariya nantinya.Layakkan diri sebagai Ariya ... maka jikapun nibbana pembebasan belum (mampu/perlu?) tercapai , maka keterjagaan, kebijaksanaan dan ketercerahan akan membawa keswadikaan, keberdayaan, dan kebahagiaan dimanapun wilayah, bagaimanapun suasana dan apapun peran zenka keabadian yang dijalani .... Pada hakekatnya, Samsara hanyalah ilusi mimpi dari Nibbana bagi semuanya.
plus : PARADIGMA SEDERHANA KEMBALI MEMBUMI IMPERSONAL REALITY :Dibalik Sita Hasitupada Rupang Buddha : Apa arti senyumMu, Tathagata ?Dilemma Acinteya Simsapa Buddha Gautama :Aku (sesungguhnya) tidak pernah menyusahkan dunia namun dunia ini (sewajarnya?) akan selalu menyusahkan aku.Apakah yang seharusnya dilakukan ? secara transendental (sebagai zenka swadika ) JMB 10 Apakah yang sebetulnya dilakukan ? secara universal ( sebagai media semesta ) JMB 8Apakah yang sepatutnya dilakukan ? secara eksistensial (sebagai figur persona ) JMB 5 Dalam shunyata permainan keabadiaan dualitas ini bhava samsara terdelusi keakuan & kemauan faktisitas/vitalitas keberadaan diri dan cenderung “kegeden anggep & kakehan karep’ (membesarkan kebanggaan eksistensialitas diri & mengejar kebahagiaan eksternalitas) biarlah kusadarkan mereka dengan dengan sisi lain dualitas permainan ini dengan idea simsapa kenyataan dukkha derita pelekatan tanha akan anicca segala proses perubahan kemenjadian yang ada di segala sesuatu atas delusi samsarik pemeranan diri yang anatta ....untuk KEBIJAKAN ADDUKHA DEMI KEBENARAN ANICCA BAGI KEBAJIKAN ANATTA. So, Just be Impersonal
Rehat .... garapan, srawungan, drakoran (bulgasal ?)plus
Be Realistics to Realize the Real
Bersikap realistis untuk merealisasi yang real
Jo Bheji Thi Dua, Woh Jaake AasmaanDoa yg telah kupanjatkan, mencapai langitSe Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)Jo Bheji Thi Dua, Woh Jaake AasmaanDoa yg telah kupanjatkan, mencapai langitSe Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)
Jo Bheji Thi Dua, Woh Jaake AasmaanDoa yg telah kupanjatkan, mencapai langitSe Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)Jo Bheji Thi Dua, Woh Jaake AasmaanDoa yg telah kupanjatkan, mencapai langitSe Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)
Therefore we pray to You instead, O God,
For strength, determination, and willpower,To do instead of just to pray,To become instead of merely to wish.Oleh karena itu kami berdoa kepadaMu sebagai gantinya, ya Tuhan,